Perjalanan ruh manusia setelah meninggal dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam satu riwayat yang panjang. Foto ilustrasi/ist
SIGAP91NEWS.COM — Setelah manusia meninggal, kemana ruh ditempatkan?
Benarkah ruh manusia akan bergentayangan hingga 40 hari?
Penceramah Buya Yahya sering mendapatkan pertanyaan tersebut.
“Bagaimana sebetulnya perjalanan ruh setelah terlepas dari badan manusia?” tanya seorang jamaah tersebut.
“Apakah dia langsung dihadapkan ke surga atau ke neraka, itu seperti apa Buya?,” ujarnya.
Buya Yahya menjelaskan, segala sesuatu yang ada di dunia ini ada rambu-rambunya.
Kejanggalan-kejanggalan dalam hidup akan diselesaikan dengan rumus.
Manusia tentu telah mengetahui di dunia ini tidak hanya dihuni oleh manusia saja.
Tetapi juga ada jin dan setan, yang bertugas untuk memberikan rasa was-was kepada manusia.
Sementara ruh manusia, setelah meninggal ia akan masuk ke alam yang lain, yakni alam barzah.
Jika seseorang memiliki amalan yang baik selama di dunia, ia akan mendapatkan kenikmatan.
Apabila seseorang tidak memiliki amalan yang baik, maka ia harus menyelesaikan terlebih dahulu urusannya.
Inilah yang Buya Yahya sebut sebagai rumus.
“Di alam barzah itu, jika dia orang baik, segera mendapatkan kenikmatan surga.
Kalau dia orang tidak baik nyelesaikan dong urusannya, inipun sudah rumus,” ucap Buya Yahya.
“Wong dia banyak dosa, zolim kepada orang, lah kok enak jalan-jalan ke mall, itu misalnya.
Nggak ada,” sambung Buya Yahya.
Sehingga tidak benar jika ada seseorang yang mengatakan pernah bertemu dengan seseorang yang telah meninggal di suatu tempat.
Karena sejatinya, alam barzah menjadi tempat yang dihuni oleh ruh saat ia lepas dari tubuh seorang manusia.
“Wo enak banget, wong dia harusnya dihukum di alam barzah, kok sibuk di rumah tua, menjaga rumah tua, gentayangan, nggak ada itu,” kata Buya Yahya.
Seiring dengan seseorang yang memiliki amalan baik, di alam barzah ia akan mendapatkan banyak kenikmatan.
Sangat rugi jika ruh tersebut diharuskan untuk menikmati kenikmatan surga, tapi ia malah berjalan-jalan ke dunia.
“Kenikmatan di alam barzah jauh jauh jauh lebih nikmat daripada apa yang didapat saat di dunia,” jelas Buya Yahya.
Berbeda dengan seseorang yang mendapatkan karomah dari Allah SWT.
Ada kemungkinan ia dapat berkomunikasi dengan ruh manusia yang sudah meninggal.
Namun hal ini tentu tidak bisa terjadi pada sembarangan orang, hanya karohmah Allah yang memungkinkan hal ini terjadi.
“Adanya ruh, adanya orang di alam barzah yang berkomunikasi ke orang yang ada di dunia, dalam keadaan satu, karomahnya orang yang ada di dunia,” ujar Buya Yahya.
“Karena dia seorang kekasih Allah, diberi oleh Allah kemudahan untuk bincang.
Kalau sudah karohmah tu bukan seenaknya, karohmah Allah berikan, dan ini nggak boleh dibuka,” kata Buya Yahya.
Hal ini pernah terjadi pada Nabi.
Jika terjadi pada Nabi maka disebut dengan mukjizat.
Sementara jika terjadi pada umat nabi namanya karohmah.
“Seperti Nabi mukjizat. Nabi mukjizat pernah duduk, bahkan bukan duduk, Nabi shalat dengan para Nabi yang telah meninggal di Masjidil Aqsa, mukjizat namanya” ungkap Buya Yahya.
“Adapun yang terjadi kepada umat nabi, namanya karohmah,” Buya Yahya menambahkan.
(Dilansir dari Posbelitung.co)






