TEBO – SIGAP91NEWS.COM – Bara konflik nyaris melumat kedamaian di rimba adat Suku Anak Dalam (SAD) Jambi. Perselisihan perjanjian pernikahan antara Anggita Sinaga dan Romi memantik ketegangan hebat, melibatkan dua kubu besar: SAD Tebo asal Desa Semambu, Kecamatan Sumay, dengan kelompok SAD Bangko.

Puncak insiden terjadi Sabtu (28/6) sekitar pukul 13.00 WIB di Jalan Muara Bungo Bathin II, Kabupaten Bungo. Benturan emosi dan harga diri adat tak terelakkan. Dalam kericuhan tersebut, Tumenggung Hasan—tokoh disegani SAD Tebo—terluka di bagian kaki. Situasi yang semula hanya sengketa adat nyaris berubah menjadi konflik horizontal yang lebih luas.

Menyadari eskalasi bahaya, Tumenggung Hasan bersama Tumenggung Buyung segera mencari perlindungan ke Mapolres Tebo. Respon cepat langsung ditunjukkan aparat kepolisian. Kapolres Tebo, AKBP Tri Yanto, S.I.K., S.H., M.H., mengerahkan langkah-langkah taktis dan terukur.

“Keduanya kini diamankan di Mapolres Tebo untuk menghindari potensi serangan lanjutan. Personel Dokes Polres Tebo juga telah memberikan pertolongan medis awal, dan Tumenggung Hasan saat ini menjalani perawatan lanjutan di RSUD Sultan Thaha Saifuddin, Kabupaten Tebo,” ujar AKBP Tri Yanto.

Tak sekadar perlindungan fisik, kepolisian turut menggandeng pendamping sosial dari Orik Kabupaten Tebo. Pendampingan sosial dan psikologis diberikan secara intens kepada kedua tumenggung SAD, demi menjaga stabilitas mental para tokoh adat di tengah badai konflik.

Situasi semakin pelik karena lokasi insiden masuk wilayah hukum Polres Bungo. Demi menghindari riak konflik yang meluas, koordinasi lintas wilayah pun digelar. Intelkam Polres Bungo dan Polres Merangin dilibatkan untuk memetakan potensi kerawanan lebih lanjut.

“Kami juga telah melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah serta Dinas Sosial Kabupaten Tebo. Upaya sedang kami arahkan untuk pembentukan tim terpadu bersama Kabupaten Bungo, agar persoalan ini bisa diselesaikan secara damai, bermartabat, dan berkeadilan,” lanjut Kapolres Tebo.

Di Polda Jambi, perhatian penuh mengalir. Kapolda Jambi, Irjen Pol Krisno H. Siregar, menegaskan komitmen institusi kepolisian dalam merawat harmoni sosial, khususnya di komunitas adat seperti SAD.

“Polisi hadir untuk memberikan perlindungan kepada seluruh lapisan masyarakat, termasuk komunitas adat seperti Suku Anak Dalam. Pendekatan humanis dan kultural menjadi prioritas kami dalam menangani setiap permasalahan,” tegas Irjen Krisno.

Kapolda juga memberi apresiasi atas gerak cepat Polres Tebo yang dinilai sigap dan bersinergi dengan banyak pihak. Irjen Krisno memastikan, pengawalan ketat akan mengiringi rombongan SAD Tebo saat kembali ke pemukiman mereka di Desa Semambu.

“Situasi saat ini terkendali. Kami akan terus melakukan monitoring untuk mencegah konflik susulan. Yang terpenting, penyelesaian masalah ini harus berjalan damai, berkeadilan, dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai budaya lokal,” tandas Kapolda.

Sementara itu, Polsek Sumay kini disiagakan penuh menjaga keamanan di kawasan pemukiman SAD Tebo. Harapan besar terpatri, agar bara konflik yang nyaris membakar persaudaraan adat ini benar-benar padam, diganti damai yang bermartabat.

Situasi masih terus dipantau ketat. Semua mata tertuju pada satu tujuan: melindungi adat, menjaga nyawa, dan merawat Jambi tetap teduh di tengah keberagaman. (**)

Bagikan