Batang Hari, 12 Maret 2025 – Banjir besar kembali melanda wilayah Kabupaten Batang Hari akibat luapan Sungai Batanghari. Hujan deras yang mengguyur tanpa henti memperburuk situasi, merendam pemukiman warga, memutus akses jalan, dan membuat ratusan warga terjebak dalam kondisi yang semakin mengkhawatirkan.

Di berbagai desa yang berada di bantaran sungai, keluhan dan kepanikan mewarnai suasana. Meski belum ada laporan korban jiwa, dampak yang ditimbulkan begitu besar. Air terus meninggi, membuat warga kesulitan menyelamatkan harta benda dan ternak mereka.

Warga Terisolasi, Bertahan dengan Rakit dari Batang Pisang

Salah satu wilayah yang terdampak cukup parah adalah Desa Malapari, Kecamatan Muara Bulian. Seorang warga yang juga merupakan anggota Satgas, Bg Joker, menggambarkan kondisi yang memilukan.

“Rumah saya sudah tidak bisa ditempati, air terus naik. Motor dan mobil sudah saya pindahkan ke jalan aspal karena akses ke rumah benar-benar terputus. Kami hanya bisa bertahan, melihat ternak berlarian tanpa arah. Terpaksa kami buat rakit dari batang pisang,” ujarnya dengan nada putus asa, Selasa (11/3) malam.

Bukan hanya kesulitan mobilitas, pasokan kebutuhan dasar pun menjadi persoalan. Hingga saat ini, warga hanya mengandalkan pemantauan dari aparat desa, Babinsa dan Bhabinkamtibmas.

“Kalau berharap bantuan dari pemerintah daerah? Wallahu a’lam. Biasanya instansi seperti BPBD, Kesbangpol, dan Tagana baru sibuk mendata. Itu pun kalau ada tindakan lebih lanjut. Belum lagi keuangan daerah yang katanya defisit, gaji perangkat desa dan tenaga honorer saja belum terbayar,” keluhnya.

Ketinggian Air Capai Lutut Orang Dewasa, Warga Pasrah

Sejumlah warga lainnya, termasuk Bujang Sakai dan Zaki, juga menyampaikan keprihatinan yang sama. Menurut mereka, meskipun beberapa daerah masih bisa diakses, kondisi di rumah-rumah yang berada lebih ke dalam jauh lebih memprihatinkan.

“Di daerah rumah saya, air sudah sebatas lutut orang tua. Banyak warga yang terisolasi karena sulit keluar. Sampai kapan ini akan bertahan? Kami hanya bisa berharap hujan berhenti dan air segera surut,” ucap Bujang Sakai.

Namun, harapan itu tampaknya masih jauh dari kenyataan. Dengan curah hujan yang masih tinggi di wilayah hulu Sungai Batanghari, ancaman air yang semakin naik masih menjadi momok bagi warga.

Menanti Kepastian dari Pemerintah

Dalam kondisi genting seperti ini, warga sangat berharap ada tindakan nyata dari pemerintah daerah. Bantuan logistik, perahu evakuasi, hingga langkah-langkah mitigasi jangka panjang sangat dinantikan.

Banjir di Batang Hari bukanlah peristiwa baru, namun setiap tahun dampaknya semakin meluas. Pertanyaannya, akankah pemerintah kali ini hanya kembali sekadar mendata, atau benar-benar turun tangan membantu warganya yang tengah kesulitan?

(Tim Liputan Sigap91 News)

 

Bagikan