Batang Hari, 18 Oktober 2025 —
Setelah sepuluh tahun terisolasi akibat jembatan penghubung yang ambruk, masyarakat Desa Malapari, Kecamatan Muara Bulian, Kabupaten Batang Hari, akhirnya mendapat titik terang.

Danrem 042/Garuda Putih, Brigjen TNI Hari Purwanto, S.E., M.Sc., turun langsung meninjau kondisi lapangan yang selama ini menjadi keluhan masyarakat.

Didampingi Dandim 0415/Jambi, Babinsa Desa Malapari Serda Mipta Adami, Kepala Desa Malapari, perangkat desa, serta anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD), kunjungan kerja tersebut berlangsung penuh makna dan harapan.

Jembatan yang terputus lebih dari satu dekade itu menjadi akses vital bagi masyarakat tiga desa — Malapari, Napal Sisik, dan Pelayangan — untuk mengangkut hasil pertanian, pendidikan, dan kegiatan ekonomi sehari-hari.

Namun, sejak jembatan itu roboh, warga terpaksa menempuh jalan memutar sejauh belasan kilometer. Hasil kebun sulit dijual, anak-anak sekolah kesulitan menyeberang, dan roda ekonomi nyaris lumpuh. Kondisi inilah yang mendorong jajaran TNI turun tangan.

Di bawah terik matahari, Brigjen TNI Hari Purwanto meninjau langsung lokasi jembatan bersama rombongan. Dengan langkah mantap dan pandangan serius, ia menyimak penjelasan dari perangkat desa serta Babinsa yang selama ini menjadi ujung tombak komunikasi masyarakat.

“Jembatan ini bukan sekadar infrastruktur, tapi urat nadi kehidupan masyarakat. Kita akan dorong sinergi lintas instansi agar proses perbaikannya segera terealisasi. Jangan biarkan warga terus menanggung derita akibat akses yang terputus,” tegas Brigjen Hari Purwanto di hadapan warga.

Sementara itu, Babinsa Desa Malapari Serda Mipta Adami, yang turut mendampingi masyarakat sejak awal pengajuan proposal perbaikan, menegaskan komitmennya untuk terus mengawal aspirasi warga.

“Sudah lebih dari sepuluh tahun warga menunggu perhatian. Dengan kehadiran Danrem hari ini, kami yakin perubahan akan segera terjadi,” ujarnya dengan nada optimis.

Kepala Desa Malapari juga menyampaikan apresiasi tinggi kepada jajaran TNI atas perhatian dan kepeduliannya terhadap desa mereka.

“Kami sudah berkali-kali menyampaikan usulan kepada pihak terkait, namun belum ada realisasi. Kehadiran Danrem dan Dandim hari ini menjadi bukti nyata bahwa negara hadir di tengah rakyat. Kami berharap perbaikan ini segera diwujudkan,” ucapnya penuh haru.

Warga yang menyambut kedatangan rombongan tampak antusias dan bersemangat. Beberapa di antara mereka tak kuasa menahan tangis haru, mengingat betapa panjang perjuangan mereka untuk mendapatkan perhatian pemerintah.

Kunjungan kerja Danrem 042/Garuda Putih ini bukan sekadar agenda seremonial, melainkan bentuk nyata kepedulian TNI terhadap penderitaan masyarakat di pedesaan. Aksi cepat dan empatik Brigjen Hari Purwanto menjadi simbol bahwa TNI tidak hanya menjaga kedaulatan negara, tetapi juga menjadi pelindung rakyat di saat mereka terabaikan.

Kini, masyarakat tiga desa menanti tindak lanjut konkret dari pemerintah daerah dan instansi terkait. Harapan besar mereka sederhana: agar jembatan yang sudah lama runtuh itu segera berdiri kembali — menghubungkan bukan hanya antarwilayah, tetapi juga semangat, ekonomi, dan harapan hidup warga yang telah lama terputus.(Astok LMP-INEWS)

Bagikan