Sigap91news.com, OKU | Di sudut kelam Kecamatan Belitang, Kabupaten OKU Timur, Sumatera Selatan, sebuah tragedi mengerikan telah mencoreng kemanusiaan. Seorang ayah yang seharusnya menjadi pelindung, SW (45), menjelma menjadi monster yang menghancurkan hidup anak kandungnya sendiri, WNA (19), seorang mahasiswi penuh harapan. Dalam kegelapan malam Senin, 17 Maret 2025, pukul 00.30 WIB, di kamar tidur yang seharusnya menjadi tempat suci bagi sang putri, SW dengan nafsu biadab memaksa WNA menyerahkan tubuh dan jiwanya. Perbuatan keji itu bukan hanya merenggut kehormatan, tetapi juga menanam benih keputusasaan: WNA hamil akibat kekejaman ayahnya sendiri.
Rahasia kelam ini terkuak ketika DAK (42), ibu korban, menyadari kehamilan putrinya yang ternyata adalah buah dari pengkhianatan suaminya. Jantungan dan air mata bercampur menjadi lautan duka, mendorong DAK untuk menyeret kasus ini ke Polsek Belitang III. Dengan sigap, aparat kepolisian meringkus Sarwo, sang predator dalam jubah ayah, dan menyerahkannya ke Unit PPA Satreskrim Polres OKU Timur pada Selasa, 23 September 2025, untuk menghadapi murka hukum.
Kapolres OKU Timur, AKBP Adik Listiyono, dengan sorot mata penuh kemarahan, mengukuhkan pengungkapan kasus ini. βPelaku kini terjerat dalam proses hukum atas kejahatan tak termaafkan: menyetubuhi anak di bawah umur, pelecehan seksual fisik, dan kekerasan seksual dalam rumah tangga. Keadilan akan bicara!β tegasnya.
Sarwo dijebloskan dengan belenggu Pasal 81 Ayat (1), (2), dan (3) UU RI Nomor 17 Tahun 2016 tentang Perlindungan Anak serta UU Nomor 12 Tahun 2022, yang menjanjikan hukuman seberat dosa-dosanya.
Tragedi ini adalah tamparan keras bagi kemanusiaan, sebuah pengingat bahwa iblis bisa bersemayam di hati mereka yang seharusnya melindungi. WNA, seorang gadis muda dengan mimpi yang kini remuk, kini berdiri di persimpangan antara luka dan harapan.
Masyarakat menanti, akankah keadilan mampu mengobati derita yang telah direnggut darinya? Di tengah gelapnya malam, sorot cahaya hukum harus menyala terang untuk menyingkirkan kegelapan ini. (TIM Media)